• TUTORIAL|EBOOK|KOMPUTER|GRAFIS| PHOTOSHOP|ISLAM|TIPS TRIKS

    English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Security Jaringan Komputer

    Security Jaringan Komputer

     Jika kita sering bekerja dengan jaringan, maka tidaklah mengherankan bagi kita mengapa kita perlu memikirkan keamanan jaringan. Jaringan komputer atau yang dikenal dengan internet merupakan sistem terbuka (open system) dimana semua orang dapat masuk ke komputer milik orang lain yang terhubung di dalam internet. Sistem terbuka juga mensyaratkan bahwa tidak ada ‘batasan’ bagi orang lain untuk masuk ke dalam jaringan kita, misalnya dengan menggunakan web browsing, akses ftp  dan lain sebagainya.

    Akan tetapi permasalahan akan timbul jika orang yang masuk ke dalam jaringan kita mempunyai maksud yang kurang baik. Seorang kompetitor misalnya, dapat saja masuk ke dalam jaringan komputer saingannya dengan tujuan mengubah sistem yang dimiliki saiangannya agar tidak dapat berfungsi dengan baik, mencuri data-data pelanggan saingan, mencuri data statistik dan lain sebagainya.
    Keamanan bertujuan untuk  menjaga agar resource digunakan sebagaimana mestinya oleh pemakai yang berhak. Pemakaian alat (termasuk program) dapat menyebabkan kerusakan baik disengaja atau tidak. Pembatasan pemakaian bukan untuk mempersulit tetapi supaya efisien dan tidak merusak.
    Macam-macam proteksi yang dilakukan dalam menjaga keamanan jaringan antara lain :

    1.      Authentication (database tentang user)
    authentication: pemakai harus dapat membuktikan dirinya. Contoh: user dan password. Dalam jaringan UNPAR ditambahkan sumber akses (komputer yang digunakan) dengan asumsi bahwa pada satu saat satu orang hanya dapat/boleh bekerja dengan satu komputer yang sama.
    Pemakai hendaknya selalu memperhatikan pesan "last login from:" pada saat login agar dapat segera diketahui apabila terdapat pemakai lain yang menggunakan user-id tersebut.
    Authentikasi melalui sistem (yaitu, password) yang sesungguhnya disimpan dalam bentuk ter-enkripsi dalam file yang tak dapat dilihat oleh pemakai biasa, biasanya /etc/master.passwd atau /etc/shadow.
    Authentikasi dapat dilakukan secara terpusat, misalnya dengan Network Information Service (NIS) juga disebut sebagai Yellow Pages (YP), Kerberos (eBones), RADIUS.

    2.      Authorization
    authorization: pemakai diperbolehkan menggunakan pelayanan dan resource sesuai dengan haknya.
    Pemakai yang sudah terbukti mendapatkan haknya untuk dilayani dan menggunakan resource. Karena pemakai memiliki hak penuh atas file yang dimilikinya, maka pemakai harus mengatur sendiri datanya.
    Ada banyak aplikasi yang bekerja di server bekerja atas nama super-user, misalnya agar dapat membaca file password atau menulis data ke dalam sistem. Semakin kompleks aplikasi, semakin besar kemungkinan terdapat kesalahan (bug). Program yang berjalan atas nama super-user dan salah bisa berakibat fatal. Oleh sebab itu, biasanya aplikasi client-server sebisa mungkin memisahkan akses yang menuntut hak super-user.

    3.      Gateway
    gateway: gerbang masuk menuju sistem dengan firewall.
    Gateway yang menghubungkan sistem ke luar dapat menjadi gerbang ke dalam, sehingga ada resiko perusakan atau pencurian data oleh publik yang jauh lebih luas.
    Firewall (dinding api) gateway adalah suatu cara untuk menjaga keamanan sistem dengan membatasi informasi yang dibolehkan masuk dan keluar dari jaringan lokal anda. Umumnya host firewall terhubung ke Internet dan LAN lokal anda, dan akses LAN anda ke Internet hanya melalui firewall. Dengan demikian firewall dapat mengendalikan apa yang diterima dan dikirim dari Internet dan LAN anda.
    Penyaringan packet: hanya paket dari dan ke host, tcp, udp tertentu yang boleh berkomunikasi. Program melakukan pemeriksaan dan penyaringan sehingga hanya pelayanan yang diketahui dan benar yang boleh lewat.
    Gateway aplikasi: pengiriman dan penerimaan mail gateway untuk mempermudah pemeriksaan dan mengurangi beban jaringan.

    4.      Attack (serangan terhadap sistem)
    Password terbuka karena: pencurian, catatan yang tercecer, pengamatan (cara mengetik, mengintip paket)
    Membelokkan akses: dengan mengganti ip, dns, atau route membelokkan akses ke server palsu untuk menjebak password.
    Kesalahan program: tak ada gading yang tak retak Jangan menjalankan program yang tak diketahui. Penyebaran virus melalui email, java script, vb script. Membebani server dengan akses yang besar.
    Batu loncatan: biasanya akses dari komputer yang terletak di intranet kurang dibatasi. Apabila akses ke komputer di intranet terbuka, maka pemakai internet dapat masuk ke dalam komputer di intranet, kemudian menggunakan komputer tersebut sebagai batu loncatan.

    5.      Monitoring (pengawasan terhadap jaringan)
    Mengetahui apa yang terjadi sebagai tindakan preventif dengan membaca catatan system.

    6.      Komunikasi Terenkripsi
    Komunikasi terenkripsi: menggunakan enkripsi agar data tak dapat diintip.
    Komunikasi melalui jaringan publik memungkinkan adanya penyadap ikut mendengarkan percakapan.
    Beberapa software: Secure Shell (pengganti telnet dengan enkripsi), HTTPS (secure HTTP).
    Akibat enkripsi, data yang dipertukarkan lebih besar.

    Dari cara-cara proteksi yang ada tersebut dapat dijabarkan lagi dalam tehnik-tehnik pengamanan, antara lain :

    1.      Otentifikasi

    Secara sederhana sebuah prosedur otentifikasi adalah prosedur pengenalan jati diri seorang pemakai kepada sistem dan pemberian kartu hak akses tertentu dari sistem kepada pemakai yang bersangkutan. Seorang pemakai yang telah melewati proses otentifikasi tertentu akan memiliki hak akses tertentu dan tentu saja selalu dapat diawasi dan dikendalikan oleh sistem. Proses otentifikasi ini bila dilihat telah mencakup proteksi authentication, authorization, dan monitoring seperti yang telah dijelaskan di atas.
    Istilah-istilah yang sering digunakan untuk pengendalian hak akses terhadap sistem dalam otentifikasi, antara lain :
    1. Access Control Lists (ACLs)
    Setiap ACL merupakan daftar dari kendali akses yang menunjukkan hak akses dan informasi untuk audit yang digunakan oleh sistem, misalnya oleh Windows NT atau oleh proxy server. Didalam Windows NT, ACLs ini akan digunakan bersama-sama dengan sistem akses file sytem NTFS (New Technology File System). Windows NT menggunakan daftar ini untuk melihat siapa saja yang telah diberikan hak untuk mengakses sumber daya tertentu (file atau folder) dan hak apa yang telah diberikan kepadanya, seperti membaca, menulis dan mengeksekusi. Didalam sistem file UNIX, hak akses ini dapat dilihat dari bit-bit kode akses yang meliputi akses untuk user, akses untuk group user serta akses untuk global user.
    1. Challenge/Response
    Proses otentifikasi melibatkan prosedur challenge/response yang terjadi pada saat dimulainya sebuah otentifikasi. Ketika seorang pemakai ingin meminta hak akses kepada sistem maka sistem akan mengirimkan challenge kepada pemakai kemudian pemakai mengirimkan kode yang sesuai. Sistem akan membandingkan kode yang dikirimkan oleh pemakai dengan kode yang ada didalam database. Jika ada kecocokan maka sistem akan memberikan hak akses sesuai dengan hak yang dimiliki oleh pengguna yang bersangkutan.
    1. NTLM
    NTLM adalah teknik otentifikasi Challenge/Response yang digunakan oleh Window NT. NTLM singkatan dari Windows NT LAN Manager, sebab teknik ini dikembangkan pertama kali dan digunakan oleh Microsoft LAN Manager.
    1. One-Time-Password
    One-Time-Password adalah teknik otentifikasi Challenge/Response yang sering digunakan oleh UNIX system. Dengan teknik ini sebuah password hanya dapat digunakan satu kali dimana response yang sesuai akan diminta oleh sistem, berdasarkan challenge key yang diberikan pada saat proses otentifikasi.
    1. SAM
    SAM atau kepanjangan dari Security Account Manager adalah database yang berisi data pemakai dan group. SAM tidak menyimpan password dalam bentuk ASCII tetapi dalam bentuk hash. SAM digunakan oleh Windows NT dan terletak di HKEY_LOCAL_MACHINE\SAM dan HKEY_LOCAL_MACHINE\Security\SAM.

    2.      Hashing

    Dalam sebuah sistem terbuka, dimana komunikasi berlangsung melewati beberapa, ratusan bahkan ribuan komputer lainnya yang terhubung dalam jaringan maka pengiriman data dari satu tempat ke tempat lainnya akan sangat rawan terhadap penyadapan. Bagaimana jika hal ini terjadi sesaat sebelum proses otentifikasi berlangsung. Seorang ‘sniffer’ (penyadap data yang dikirimkan melalui internet) dapat mengendus password dan nama pemakai yang dikirimkan melalui jaringan. Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah algoritma hash, dimana password akan tersimpan dalam bentuk lain setelah diproses melalui algoritma hash tersebut. Algoritma standar hash yang sering digunakan adalah MD4 yang akan menghasilkan 16 byte (128 bit) hash, atau dengan kata lain, berapapun panjang bit yang dimasukkan dalam algoritma ini, maka panjang bit keluaran hasil hash adalah 16 byte (128 bit). Secara teoritis sangatlah tidak mungkin untuk menggabungkan hash dan algoritma yang dipakai serta kemudian melakukan proses revers secara matematis untuk memperoleh password yang bersesuaian. Atau dengan kata lain, proses hash hanya berlangsung satu arah dan bukan proses yang dapat dibalik.

    3.      Enkripsi

    Enkripsi merupakan proses merubah/mengkonversi data biasa yang dapat dibaca dan dimengerti menjadi data terenkripsi (dalam bentuk text ASCII) yang tidak lagi dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas. Untuk melakukan enkripsi dibutuhkan kunci pembuka yang harus diketahui oleh server dan pengguna. Akan tetapi jika seorang sniffer dapat mengendus kunci pembuka tersebut, maka dia juga dapat membuka data-data komunikasi antara pemakai dan server. Oleh karena itu diciptakan teknik enkripsi dengan kunci publik dari RSA, dimana kunci publik dapat disebarluaskan secara bebas, sementara kunci privat disimpan secara rahasia. Seorang pemakai yang ingin melakukan koneksi kemudian memberikan kunci publiknya kepada server serta mengambil kunci publik server. Pengguna yang bersangkutan kemudian melakukan enkripsi dengan kunci privat miliknya serta kunci publik milik server kemudian mengirimkan data tersebut kepada server. Server kemudian melakukan deskripsi dengan menggunakan kunci privat miliknya serta kunci publik milik pengguna yang bersangkutan. Dengan demikian meskipun data dapat diendus oleh sniffer, namun data tersebut tidak dapat diintepretasikan dengan baik dan benar.

    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Travel